postphx.com – Miftah Maulana Habiburrahman, atau yang lebih dikenal dengan Gus Miftah, menjadi sorotan publik setelah pernyataannya yang dianggap menghina penjual es teh, Sunhaji, dalam sebuah pengajian di Magelang. Kontroversi ini memicu warganet untuk menggali lebih dalam tentang asal-usul dan silsilah keluarga Gus Miftah. Perangkat Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, akhirnya membongkar fakta tentang silsilah keluarga pendakwah kontroversial tersebut.

Muhammad Nur Hasyim, perangkat Desa Mojorejo, mengungkapkan bahwa nama asli ayah Gus Miftah adalah Turut atau Murodi. Turut adalah warga asli Dusun Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo. Setelah menempuh pendidikan agama di Kediri, Turut kemungkinan mendapatkan nama Murodi dan terus menggunakan nama tersebut hingga sekarang. Setelah mondok, Turut transmigrasi ke Lampung.

Gus Miftah lahir di Lampung sebagai anak ketiga dari lima bersaudara. Kakeknya bernama Mbah Boniran, yang merupakan putra dari Ngusman. Ngusman sendiri adalah putra dari Jalal Iman, dan Jalal Iman adalah putra dari Hasan Abdullah. Semua leluhur mereka berasal dari Dusun Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo.

Gus Miftah pernah mengaku sebagai keturunan Kiai Hasan Besari atau Kiai Ageng Muhammad Besari, ulama besar dari Ponorogo. Namun, klaim ini dibantah oleh Muhammad Nur Hasyim. Menurut Hasyim, Gus Miftah bukan keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari. Ayah Gus Miftah adalah Turut atau Murodi, yang merupakan putra dari Mbah Boniran. Mbah Boniran sendiri adalah putra dari Ngusman, yang merupakan putra dari Jalal Iman, dan seterusnya hingga Hasan Abdullah. Semua leluhur mereka berasal dari Dusun Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo.

Gus Miftah pernah datang ke Mojorejo pada tahun 2013 untuk mengisi pengajian. Saat ini, di Mojorejo hanya tinggal situs judi bola budhe dan sepupu Gus Miftah. Keponakannya bekerja di luar negeri.

Silsilah keluarga Gus Miftah yang diungkap oleh perangkat desa di Ponorogo menunjukkan bahwa Gus Miftah bukan keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, melainkan berasal dari keluarga yang bermukim di Dusun Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo. Ayahnya, Turut atau Murodi, adalah warga asli dusun tersebut yang kemudian transmigrasi ke Lampung. Informasi ini memberikan klarifikasi atas klaim keturunan yang sebelumnya diungkapkan oleh Gus Miftah.